Maulid Nabi 24 Januari 2013
Saga Sebelum Nabi Muhammad Lahir
Oleh Ayu Bella Fauziah
Pemehati Keagamaan
Setelah Arasy
Rahman tertatah-megah, maka, Allah menciptakan Nur Muhammad (Cahaya Muhammad).
Sebelum langit terhampar, Allah kerap melantunkan Surah Yasin.
“Ya Allah, ya
Rabbi, milik siapa ayat-ayat itu”, bertanya malaikat. Tuhan bertitah bila Surah Yasin bakal
dipersembahkan kepada pengikut Rasulullah.
Ilustrasi
tersebut menunjukkan betapa dahsyat tokoh yang bernama Nabi Muhammad. Ketika berdialog dengan Allah, maka, Nabi
Musa diperkenalkan dengan nama Rasulullah.
Musa Alaihissalam langsung rela menjadi umatnya. Sebab, Nabi Muhammad punya banyak mahkota
berkat kecakapannya menaklukkan negeri-negeri kafir. Di bibirnya tersimpan kata Allah. Elemen itu efektif terlihat dari kaum Muslim
yang selalu mengucap basmalah tiap
memulai sesuatu.
Tangan Rasulullah
disimbolkan memegang api dan pedang. Api
diidentikkan sebagai Notula Ilahi yang didakwahkan. Sementara pedang merupakan hukum yang tidak
pandang bulu. Nabi Muhammad bersabda:
“Andai Fatimah bersalah, maka, hukumlah ia sesuai aturan”. Fatimah az-Zahra bukan perempuan sembarang. “Fatimah merupakan bagian dariku. Siapa menyakitinya berarti menyakitiku. Siapa yang membuatnya gembira, niscaya ia
membahagiakanku”, tandas Rasulullah.
Nabi Muhammad
dikenal sebagai Ibnu Zabihain (putra dua insan yang diselamatkan dari
penyembelihan). Nabi Ismail merupakan az-Zabih
(orang yang akan disembelih). Ia semula hendak disembelih oleh Nabi
Ibrahim. Allah lalu menebusnya dengan
domba Surga. Sedangkan Abdullah sebagai
keturunan Nabi Ismail, berniat pula disembelih oleh Abdul Muthalib. Nyawa Abdulllah lantas ditebus 100 unta oleh
keluarganya.
Sebelum Muhammad
dilantik sebagai nabi pamungkas, maka, Mekah dilanda kegelisahan
spiritual. Masyarakat mencari Hanifiyyah,
ajaran Nabi Ibrahim. Mereka rindu
menyembah Allah, namun, ritualnya tak dimengerti. Maklum, agama (millah) Nabi Ibrahim
sudah sirna. Di sisi lain, lembah Bakkah
riuh oleh penganut animisme, shabi’in serta Nasrani. Ubaidillah bin Jahsy, Zaid bin Amr bersama
Waraqah bin Naufal kemudian mengembara mencari serpihan-serpihan risalah Nabi
Ibrahim.
Terpuji Bagi Tuhan
Rasulullah lahir
pada Senin, 9 Rabiul Awal di
permulaan tahun Fil (Peristiwa
Gajah). Ia lahir dari rahim Sayyidah
Aminah saat mentari terbit di fajar sidik.
Kala Aminah melahirkan, maka, ia menyaksikan cahaya keluar dari
kemaluannya. Sinar tersebut lalu
menaungi istana-istana di Syam.
Sementara berhala di Ka’bah berjatuhan.
Di Kekaisaran Persia, 14 balkon istana Kisra retak. Api abadi dalam Kuil Zarathustra di Persia
sekonyong-konyong padam. Air di danau
Tiberia menguap habis. Sejumlah kota
tergenang banjir gara-gara sungai Tigris dan Eufrat, meluap.
Saat dilahirkan, di punggung Nabi Muhammad
tercetak bercak coklat kehitaman. Tanda
itu dihias beberapa helai rambut layaknya bulu di leher kuda. Bintik di antara dua bahu itu berbentuk bulat
sebesar uang logam. Benda tersebut
merupakan stempel kenabian.
Ikon itu sempat
membuat pingsan seorang pebisnis berdarah Yahudi. Ia tahu jika pada 20 April 571 Masehi, bakal
lahir nabi penutup zaman. Ketika diantar
oleh publik Quraisy menengok Rasulullah, sontak pedagang tersebut tidak
sadarkan diri. Saat siuman, ia cuma
berujar lirih: “Demi Allah, kenabian telah meninggalkan bani Israil”.
Bidan yang
membantu persalinan Aminah yakni Syifa, ibunda Abdur Rahman bin Auf. Sedangkan yang menyusui Nabi Muhammad ialah
Suwaibah, hamba sahaya milik Abdul Uzza (Abu Lahab). Rasulullah lantas diasuh oleh Halimah bin Abu
Zuaib, istri al-Haris bin Abdul Uzza yang berjuluk Abu Kabsyah dari Bani
Sa’d. Klan itu merupakan sisa Badui
purba Arabia yang hidup di lembah pegunungan yang memanjang dari Tha’if ke
selatan.
Ketika Nabi Muhammad lahir, maka, Aminah
mengutus pelayan guna mengabarkan kepada Abdul Muthalib kalau cucunya sudah
lahir. Kakek uzur yang sedang tawaf di
Ka’bah tersebut kemudian tergopoh-gopoh menemui cucunya.
Dengan bangga, ia
menimang sambil mendekap mesra cucunya.
Rasa gembira serta haru menyelimuti kakek tua itu. Walikota Mekah tersebut lalu membawa cucunya
masuk ke dalam Ka’bah. Di sana, ia
berdoa seraya bersyukur atas kelahiran keturunannya. Sesepuh Mekah itu lantas menamakannya Muhammad
(Sang Terpuji).
Nama Muhammad
sebenarnya tak lazim di kalangan kerabat maupun tokoh-tokoh Mekah. Pemberian nama tersebut dinilai oleh sebagian
kabilah Quraisy menyimpang dari tradisi nenek moyang bangsa Arab. Alhasil, Abdul Muthalib merasa perlu menjelaskan
perihal nama itu. “Saya menginginkannya
menjadi orang terpuji bagi Tuhan di langit sekaligus makhluk-makhluk di bumi”.
Saat Rasulullah
lahir, maka, di dunia hanya ada tiga orang bernama Muhammad. Mereka adalah Muhammad bin Sofyan bin Mujasyi,
Muhammad bin Uhaihah bin Jallah al-Ausi dan Muhammad bin Hassan al-Ja’fi.
Pada Senin, 27
April 571, Rasulullah dikhitan sebagaimana kelaziman komunitas Arab. Abdul Muthalib merayakannya dengan mengundang
sanak saudaranya. Ia menyembelih
unta. Pada malamnya, mereka membaca doa
selamat.
Pemimpin Pro-Poor
Maulid bermula di
zaman Daulah Fathimiyah yang berkuasa pada abad keempat Hijriah. Gagasan maulid muncul di kepala Sultan Abu
Said Muzaffar dari Kerajaan Arbil di Mosul, Irak.
Penguasa Arbil
tersebut prihatin dengan kondisi kehidupan umat Islam. Soalnya, warga lebih mementingkan perut
ketimbang hati. Sikap hedonis telah
menjalar ke sumsum otak. Sementara sifat
agamis perlahan-lahan redup dari kalbu.
Selain masalah
internal, juga persoalan eksternal mengintai.
Pasalnya, Kaisar Mongol Jenghis Khan, tengah melancarkan aksi
teror. Sultan Muzaffar akhirnya
membangkitkan semangat jihad dengan mewartakan epos epik kelahiran Nabi
Muhammad. Perayaan maulid pertama
digelar dengan anggaran 300 ribu dinar.
Patriotisme pun bergema di mana-mana demi menghalau teroris global
Jenghis Khan.
Figur Rasulullah
yang disebut Allah di depan malaikat sebelum langit diciptakan atau di hadapan
Nabi Musa, memperlihatkan karakter kuat.
Pribadi demikian yang dibutuhkan di Nusantara untuk menakhodai
masyarakat dalam menggapai Indonesia baru.
Di era reformasi
ini, Indonesia justru makin terpuruk.
Kebodohan, kefakiran berikut keterbelakangan tidak kunjung lenyap. Pemimpin cuma berputar dari keraguan ke
kebimbangan. Bahkan, tokoh-tokoh lintas
agama menuduh pemimpin doyan berbohong.
Di sisi lain, tindakan tegas tak ada untuk menuju ke titik solusi. Sebab, mereka berwatak manja. Kecurigaan malahan timbul bila penghulu
negara memanipulasi realitas obyektif menjadi artifisial. Sebagai misal, Pemerintah senantiasa
mengklaim ekonomi naik, namun, rakyat tidak berdaya memenuhi kebutuhannya. Hidup mereka digelung nestapa.
Pemimpin sepantasnya melayani, mengayomi serta pro-poor di tengah kemiskinan.
Pemerintah mesti mengoptimalkan pro-job dan pro-growth
guna mengentaskan kemiskinan. Negeri ini
memerlukan penguasa politik yang ulet berjibaku demi kesejahteraan rakyat. Indonesia wajib menemukan pemimpin yang
berani berjuang demi rakyat. Nabi Muhammad
sudah memprakarsai bahwa pemimpin tak boleh cengeng serta berdusta. Pemimpin seyogianya punya derajat moral,
kebeningan nurani, akal sehat, mutiara kearifan, jalan kemanusiaan dan
teleologi (visi ke depan). Tanpa
pemimpin kuat, niscaya negeri ini terjerembab dalam perkara pelik yang tiada
berujung.(Cakrawala, Rabu 6 Februari 2013)
CASINOS & CASINO HOTEL, NV - KTNV
BalasHapusCASINOS & CASINO 전주 출장안마 HOTEL, NV 광명 출장마사지 · CASINOS 고양 출장안마 & CASINO HOTEL, NV · 경상북도 출장안마 CASINO HOTEL CASINO HOTEL, NV · CASINOS & CASINO HOTEL, NV · CASINO HOTEL & CASINO HOTEL, NV · CASINO HOTEL & 양산 출장마사지 CASINO HOTEL, NV · CASINO HOTEL