Minggu, 06 November 2011

Mengenang daripada Soeharto

Peringatan Kejatuhan Soeharto 21 Mei 2011
____________________________________________________________________________________________________________________________
Mengenang (daripada) Soeharto
Oleh AYU BELLA FAUZIAH
Peminat Kajian Politik

Hari ini, Sabtu, 21 Mei 2011, kita menerawang sejarah daripada Soeharto. Hari ini, 14 tahun silam, Soeharto tumbang oleh reformasi daripada mahasiswa. Soeharto dipaksa turun daripada mahasiswa setelah berkuasa 32 tahun. Pada kesempatan ini, perkenanKEN saya mengenang daripada Soeharto!
Soeharto identik dengan kata “daripada”. Ia pun doyan melafalkan aksen ken yang seharusnya dibaca kan. Melihat alur sejarah hidupnya, kita bisa memaklumi kekurangan Soeharto dalam berbahasa. Pendidikan formalnya cuma sekolah rendah lanjutan. Ia juga jenderal yang tidak pernah mengikuti pendidikan di luar negeri. Watak intelektualnya yang minim membuat ia tak dilirik oleh Bung Karno. Kendati termasuk jenderal senior, namun, posisinya kurang diperhitungkan di zaman Soekarno.
Soeharto lahir dari keluarga petani miskin di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta pada 8 Juni 1921. Orangtuanya bercerai saat Soeharto masih balita. Sejak usia 40 hari sampai dewasa, Soeharto dititipkan secara bergantian.
Di Wonogiri ketika belajar di sekolah lanjutan rendah, Soeharto terpaksa berhenti. Ia tidak punya celana pendek dan sepatu. Soeharto akhirnya tertera hanya tamat sekolah rendah lanjutan. Ia lalu masuk serdadu kolonial Kerajaan Belanda (KNIL).
Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Soeharto pulang. Ia menjadi polisi di Yogyakarta. Kemudian masuk shodancho, komandan peleton tentara PETA (Pembela Tanah Air). Jenderal Soedirman lantas menunjuk Soeharto sebagai komandan resimen membawahi Yogyakarta.
Soeharto yang melarat di masa kecilnya lalu bangkit. Kekayaannya membeludak. Jejaring laba-laba bisnis keluarga Cendana menggelambir di mana-mana dengan aset gigantik.
Majalah Time edisi 24 Mei 1999, membeberkan bahwa harta Soeharto mencapai 15 miliar dollar AS (Rp 116,25 triliun). Keluarga Soeharto memiliki modal di 564 perusahaan di Indonesia. Ia ditengarai punya tanah seluas Belgia.
Orde Baru di bawah komando Soeharto kemudian mewarnai perjalanan negeri ini. Orde Baru rupanya melenceng dari hasrat rakyat yang mendambakan keadilan serta kemakmuran. Orde Baru justru mengedepankan pendekatan keras (hard measure) secara tegas kepada pihak-pihak yang kritis terhadap Pemerintah.
Kontrol dan sensor menjadi ritual politik. Sementara subversif menjadi taktik politik licik Orde Baru. Di era Orde Baru, orang mafhum jika hamba hukum memperdagangkan keadilan. Tidak ada keadilan, yang ada cuma pengadilan!

Jenazah Hangus
Ajal politik Soeharto memasuki fase sakratul maut gara-gara tragedi Trisakti. Pada 12 Mei 1998, mahasiswa Universitas Trisakti berdemonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Pergerakan mahasiswa Trisakti yang ingin ke gedung DPR/MPR lantas dicegat pasukan bersenjata.
Pukul 17.15, mahasiswa mundur berniat kembali ke kampus. Tiba-tiba terdengar ejekan vulgar dari arah aparat. Provokasi itu memancing emosi mahasiswa. Suasana mulai menggelegak. Ketegangan mencapai titik didih. Kubu yang saling beringas tersebut akhirnya bentrok. Aparat lalu menembakkan peluru ke arah mahasiswa.
Puluhan mahasiswa terluka. Mereka dipukul serta diinjak-injak. Sebagian mahasiswi mengalami pelecehan seksual. Pasukan bermotor kemudian memburu mahasiswa persis binatang jalang yang hendak dibantai. Empat orang akhirnya tewas akibat tembakan di kepala, leher dan dada. Mereka adalah Hafidin Royan, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto berikut Hendriawan Sie.
Empat mahasiswa Trisakti yang tewas akhirnya memicu kerusuhan massal. Pada 14 Mei 1998, aksi kerusuhan yang sporadis terasa aneh. Ibu Kota seperti kosong dari pasukan keamanan selama sembilan jam. Padahal, Jakarta sudah ditetapkan Siaga Satu. Di beberapa tempat, aparat tak mencegah keonaran. Mereka hanya memandang penjarahan yang sedang berlangsung.
Jakarta luluh-lantak oleh gerombolan penyamun. Mereka dipimpin sekelompok provokator yang paham aksi gerilya kota. Sosok-sosok misterius yang datang serta pergi laksana angin itu lantas menghasut massa dengan orasi panas. Gerombolan provokator tersebut lalu berkelebat ke tempat lain melakukan hal serupa. Mereka kemudian kembali ke lokasi semula sembari turut membakar deretan bangunan.
Jakarta sontak diselubungi asap tebal hitam pekat. Metropolitan itu membara oleh emosi dan kobar api. 2.050 jenazah terkapar. Jasad tersebut rumit diidentifikasi karena hangus terbakar. Mereka lantas dikuburkan secara massal di Pondok Rangon. Mayat minus identitas itu dicap sebagai penjarah.
Tatkala Jakarta gosong, Soeharto belum menyadari diri bila ia tinggal menghitung detak detik jarum jam untuk turun dari tahtanya. Padahal, reformasi yang dipekikkan mahasiswa telah menjalar ke antero Nusantara. Mahasiswa sudah kalap untuk menumbangkan Soeharto. They have no fear of death. Di Makassar, mahasiswa mengarak spanduk merah dengan aksara putih bertuliskan: “Gantung Soeharto!”
Soeharto akhirnya tiada sanggup bertahan. Apalagi, Ketua MPR/DPR Harmoko mengultimatumnya: “Mundur pada Jumat atau dipecat secara tidak hormat!” Pada Kamis, 21 Mei 1998, pukul 09.00 WIB, Soeharto meletakkan jabatan. Ia terlihat muram sekaligus kusut. Wajah tuanya menampakkan kekecewaan. Roman mukanya menggambarkan kalau ia serdadu letih yang kehabisan amunisi.

Kejahatan Kemanusiaan
Hikayat Soeharto terkesan riuh. Ia mampu berkuasa selama 32 tahun. Ajaibnya, ia memerintah dengan tangan besi di negeri kepulauan. Satu pulau dengan pulau lain saling berjauhan.
Soeharto tak sama dengan diktator Rumania Nicolae Ceausescu yang berkuasa di sebidang negeri di daratan Eropa. Soeharto berbeda pula dengan pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Than Shwe. Letak geografis Myanmar nyaris terkucil di antara negara-negara Asia Tenggara. Sedangkan Indonesia begitu transparan di peta dunia dibandingkan Rumania atau Myanmar.
Selama memerintah 32 tahun, Soeharto jelas acap menelurkan kebijakan kontroversial. Berderet sejarah kelam menghias perjalanan negeri ini. Soeharto tidak dapat dipisahkan dengan tragedi politik yang berujung pada pelanggaran berat HAM serta kejahatan kemanusiaan. Tragedi berdarah tersebut antara lain pembunuhan massal 1965, Petrus (penembakan misterius) terhadap preman, tragedi Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989 (Warsidi) di Lampung, Kudatuli (Kasus 27 Juli 1996), Operasi Mawar maupun Operasi Jaring Merah di Aceh. Selain itu, ia juga bertemali dengan kekerasan di Timor Timur dan penculikan aktivis prodemokrasi di senja kala kekuasaan Soeharto. Orde Baru begitu pahit dikenang. Ribuan nyawa dihilangkan paksa serta dikubur entah di mana.
Soeharto dituduh pula menyelewengkan kewenangannya sebagai presiden dengan memberikan kelonggaran kepada putra-putrinya dalam berbisnis. Beberapa koleganya juga dipermudah buat melebarkan sayap bisnis. Akibatnya, konglomerasi yang korup menghancurkan sendi-sendi perekonomian Indonesia. Negara ini akhirnya dilanda prahara ekonomi pada 1997-1998. Transparancy International (TI) menempatkan Soeharto sebagai kepala negara terkorup dalam 20 tahun terakhir.
Soeharto diamini sarat kebijakan keliru. Meskipun bertangan besi dalam mengoperasikan kekuasaannya, tetapi, ia tetap manusia. Sebagai manusia, ia tentu bisa salah. Perbuatan Soeharto bersama Orde Baru menjadi pelajaran bagi bangsa ini.
Kekuasaan yang dikontrol secara ketat pasti akan terkulai. Masyarakat yang dulu seenaknya ditekan Pemerintah, sekali waktu dapat berbalik menampakkan ekspresi balas dendam. Kini, zaman reformasi telah dilewati selama 14 tahun. Jejak panjangnya ternyata masih kabur. Alhasil, visi reformasi mutlak dimaksimalkan dengan sikap saling menghargai. Bukan gontok-bergontok atas nama golongan atau partai. Kita butuh nada baru restorasi demi mengangkat harkat bangsa ini meraih keadilan dan kemakmuran.
Di masa sekarang, kita dituntut membangun good government dengan landasan law enforcement. Hingga, tercipta harmoni dalam menjalankan kebijakan. Dengan demikian, aspirasi masyarakat pun bisa tersalur ke arah positif secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kafilah

8

7

Wal-Mart.com USA, LLC
MagaZimple Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
nGikLan Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
OkeStore Theme
Wolpeper Theme
Hosting Unlimited Indonesia
Wal-Mart.com USA, LLC
Premium Wordpress Themes
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Lapax Theme
IndoStore Theme
Hosting Unlimited Indonesia
Bizniz Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC