Jumat, 03 Februari 2012

Siti Fatimah az-Zahra al-Batul

Menyambut Maulid 5 Februari 2012
________________________________________________________________________________________
Siti Fatimah az-Zahra al-Batul
Oleh Ayu Bella Fauziah
Bidan Puskesmas Panaikang

      Mencari keturunan Rasulullah pasti ruwet. Kesimpang-siuran menghadang akibat data yang tersedia teramat minim. Hal serupa terjadi saat mencari para kakek Nabi Muhammad. Sejarah hanya melampirkan Abdul Muthalib sampai kakek nomor 10 yang bernama Fihr alias Quraisy (Ikan Hiu). Data mulai kabur ketika mencari tahu siapa ayahanda Fihr. Sebagaimana diduga, dari Fihr sampai Nabi Ismail menyisakan sekitar 40 kakek Rasulullah.
      Dewasa ini, sejumlah orang bergelar habib. Julukan habib, habaib, sayyid, syed, sidi, wan atau syarif menunjukkan jika ia memiliki nasab dari Nabi Muhammad. Di Perancis, pemegang kekuasaan yang keturunan Rasulullah disebut calife.
      Syarif (Ahlul-Bait dari kalangan ningrat) paling mashur ialah Cheng Ho dari suku Hui. Ia panglima Kekaisaran Tiongkok dari Dinasti Ming. Cheng Ho tertera sebagai penjelajah samudera sekaligus duta damai di Asia dan Afrika. Walau andal bersilat, tetapi, keturunan ke 37 Nabi Muhammad tersebut tak bisa punya anak. Ia kasim tatkala masuk istana di usia remaja.
      Di antara Ahlul-Bait (keluarga suci Rasulullah), kelak seorang menjadi Imam Mahdi. Figur Imam Mahdi berasal dari rahim Siti Fatimah az-Zahra al-Batul. Sebagaimana dipahami, Fatimah memiliki enam anak. Mereka adalah Hasan, Hussein, Zainab serta Ummu Kultsum. Anak Fatimah lainnya yakni Muhassin yang meninggal karena sang ibu keguguran. Sementara Ruqayah wafat sebelum dewasa.
      Bani Hussein nyaris punah di hari Asyura pada 10 Muharram 61 Hijriah. Di hari itu, Hussein bersama keluarga dan sahabatnya direncah hidup-hidup. Jasad mereka dicincang. Kemudian diarak dari Karbala sampai Damaskus. Sebagian perempuan kerabat Hussein ditawan. Mereka diseret di gurun terik bagai binatang buruan yang tidak berdaya di cuaca ganas.

Puteri Kesayangan
      Fatimah diperkirakan lahir pada Jumat, 20 Jumadil-Akhir tahun 5 Nubuwwah (kenabian). Ia lahir di Mekah. Nama Fatimah berasal dari kata fathaman. Artinya serupa dengan qathan serta man’an yaitu memotong, memutuskan atau mencegah. Nabi Muhammad menamakannya Fatimah karena Allah mencegahnya dari neraka. Sedangkan nama az-Zahra diberikan lantaran Fatimah tak haid dan nifas. Ia terus-menerus menunaikan salat berkat statusnya yang suci dari darah kotor. Elemen tersebut berkaitan pula dengan nur dari sisi Allah. Cahaya itu nantinya menjelma sebagai imam-imam setelah terputusnya wahyu. Sebagaimana dimaklumi, bani Fatimah yang bakal berjuang menjaga firman-firman Allah sampai datangnya hari kiamat.
      Nama al-Batul juga disematkan sebagai panggilan bagi Fatimah. Al-Batul menandaskan bila ia wanita utama dalam masalah ibadah dan keturunan. Fatimah punya banyak julukan. Contohnya ialah as-Siddiqah (anak yang benar), az-Zakiah (anak baik), al-Mubarakah (terberkati), at-Tahirah (suci murni), ar-Radiyah (disenangi) serta al-Muhaddisah (ahli bertutur).
Masa penyusuan Fatimah dihabiskan di lembah Abu Thalib. Di era tersebut, umat Islam diboikot oleh puak Quraisy. Ekonomi kaum Muslim lumpuh total.
      Keselamatan Rasulullah terancam. Bani Hasyim bersama bani Muthalib lantas bergabung menjaga Nabi Muhammad. Hamzah ikut mengawalnya dengan pedang terhunus sampai pagi.
Periode itu berlangsung tiga tahun. Fatimah yang masih batita (di bawah umur tiga tahun) turut terjerumus di tengah derita umat Islam. Saat berusia lima tahun, Fatimah kembali didera cobaan. Khadijah binti Khuwailid, bunda tercintanya berpulang ke Rahmatullah.
      Sepeninggal sang ibu, Fatimah yang membantu menyiapkan keperluan sehari-hari Rasulullah. Hingga, publik Mekah memanggilnya Ummu Abiha (ibu dari bapaknya).
Pada tarikh ke-13 Nubuwwah, Fatimah hijrah dari Dzi Thuwa ke Medinah. Karavan dipimpin Abu Waqiq al-Laitsi. Ali bin Abi Thalib ikut pula dalam rombongan.
      Secara fisik, Fatimah sangat sensual. Kulitnya halus-mulus laksana sutera. Ia bercahaya bak kristal. Paras Fatimah elok dengan pandangan yang senantiasa menunduk. Minatnya terhadap pria tergolong nihil. Alhasil, ia digelari ”Sang Perawan” (La Vierge Fatima). Perilaku Fatimah begitu santun. Sebab, langsung di bawah pengawasan Muhammad, sang Maha Rasul.
      Paras ayu Fatimah diilustrasikan une fille belle comme un ange (perempuan dengan kecantikan bidadari). Rasulullah bersabda: ”Puteriku Fatimah merupakan bidadari dari umat manusia”.

Imam Mahdi
      “Al-Mahdi berasal dari keturunanku. Ia anak-cucu Fatimah”. Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, an-Nasai, Ibnu Majah berikut al-Baihaqi. Secara spesifik, sebuah Hadis lain berbunyi: “al-Mahdi adalah anak-cucu Hasan bin Ali”.
      Nama asli Imam Mahdi yakni Muhammad. Sementara ayahnya bernama Abdullah. Perilakunya juga sama dengan akhlak Nabi Muhammad. Imam Mahdi datang dari distrik Hijaz. Ia muncul di tahun ganjil. Sebelum kedatangannya, terjadi gerhana bulan di awal Ramadan. Disusul gerhana matahari di pertengahan Ramadan. Imam Mahdi lalu dibaiat sebagai Amir al-Muslimin (penghulu masyarakat Islam) oleh kaum Muslim di antara Rukun Yamani dengan Maqam Ibrahim di area Ka’bah.
      Roman Imam Mahdi bagai bintang kejora. Giginya putih cemerlang. Matanya bercelak. Alisnya tipis memanjang. Hidung Imam Mahdi mancung. Di pipi kanannya ada tahi lalat. Begitu juga di tangan kanannya. Sedangkan janggut ibnu al-Hasan tersebut menggelambir lebat. Kulitnya seperti rumpun Arab. Sementara posturnya tinggi. Imam Mahdi menggelontorkan keadilan di planet ini. Ia begitu pemurah. Imam Mahdi memberikan harta kepada siapa saja yang meminta. Ia menyodorkan sebanyak kemampuan pemintanya untuk memikul harta itu.
      Kepemimpinan Imam Mahdi disenangi penghuni langit dan bumi. Ia menyuguhkan prestasi gemilang. Segenap keandalan meta-alami Imam Mahdi merupakan ayat Allah (the sign of God).
Al-Mahdi menguasai bumi dari timur sampai barat. Pemerintahannya membentang dari pengunungan Dailam, Konstantinopel, Rumiah sampai Marwiah. Ia bertahta sekitar tujuh tahun. Sesudah kepergiannya, tiada lagi kebaikan.
Kehadiran Imam Mahdi merekomendasikan kalau Rasulullah tidak pernah meninggalkan umatnya. Nabi Muhammad tak sekedar hidup di hati umat Islam. Ia justru memiliki keturunan agung bernama al-Mahdi yang hidup di periode ultra-mutakhir.
      Rasulullah bukan cuma mewariskan al-Quran maupun Hadis. Ia menurunkan pula Ahlul-Bait yang merevisi penyimpangan-penyimpangan dalam Islam. Struktur tersebut menjabarkan jika rasa cinta kaum Muslim kepada Nabi Muhammad sesungguhnya tidak setara dengan kasih sayang Rasulullah kepada pengikutnya. Nabi Muhammad tidak semata mendambakan kita sebagai pewaris Taman Firdaus. Ia juga menganugerahkan al-Mahdi yang wajahnya mirip dengan dirinya. Subhanallah!

(Tribun Timur, Sabtu, 4 Februari 2012)

1 komentar:

Kafilah

8

7

Wal-Mart.com USA, LLC
MagaZimple Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
nGikLan Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
OkeStore Theme
Wolpeper Theme
Hosting Unlimited Indonesia
Wal-Mart.com USA, LLC
Premium Wordpress Themes
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Lapax Theme
IndoStore Theme
Hosting Unlimited Indonesia
Bizniz Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC