Minggu, 06 November 2011

Pahlawan Sejuta Kasih

Memperingati Hari Ibu 22 Desember 2010
____________________________________________________________________________________________________________________________
Pahlawan Sejuta Kasih
Oleh Ayu Bella Fauziah
Pemerhati Sosial dan Budaya

Kapan serta bagaimana Hari Ibu? Menurut Jarjit Singh dalam sebuah episode Upin & Ipin: “Tiap hari ibu marah-marah. Jadi, tiap hari adalah Hari Ibu”. Jarjit yang punya ulasan sekenanya tentu saja ditegur oleh Ibu Guru Jasmin.
Upin dan Ipin bingung memaknai Hari Ibu. Sebab, bunda mereka sudah wafat. Kak Ros, saudari sulungnya lalu mengajak Upin bersama Ipin ke makam ibu mereka. Ketiganya merayakan Hari Ibu dengan ziarah kubur. Kak Ros lantas menyuruh adik kembarnya membersihkan pusara sang bunda.
Setelah bersih, Kak Ros meminta adiknya memberi hadiah kepada ibu. Upin serta Ipin jelas bingung. Cendera mata apa gerangan yang harus diberikan kepada mama yang sudah almarhum. “Hadiahnya ialah membacakan surah al-Fatihah”. Ketiganya kemudian melantunkan induk al-Quran.
Adegan Upin dan Ipin mengunjungi makam sangat mengharukan. Hari Ibu bukan sekedar peringatan untuk ibu yang masih hidup. Hari Ibu ternyata luas skalanya. Hari Ibu juga mencakup ibu yang telah berada di balik gundukan tanah.
Aspek itu menunjukkan bahwa peran ibu teramat besar dalam kehidupan. Nabi Muhammad pernah ditanya tentang siapa yang mesti didahulukan antara ibu dengan ayah. Maha Rasul tersebut menjawab dengan menyebut ibu tiga kali. Sementara bapak cuma sekali.
Ada ulama menginterpretasikan sabda Nabi Muhammad itu dengan tiga peran ibu terhadap anak. Pertama, ibu yang mengandung. Kedua, ibu yang menyusukan. Ketiga, ibu yang membesarkan. Sedangkan ayah hanya membesarkan. Ia tidak mengandung atau menyusukan.
Peran terakhir ibu yakni membesarkan. Sama dengan peran tunggal bapak yaitu membesarkan. Elemen tersebut menandaskan bahwa membesarkan anak harus ditangani oleh kedua orangtua. Kasih sayang berikut segala keperluan anak seyogianya diemban bersama. Hingga, anak-anak bisa hidup normal di bawah bimbingan ayah dengan ibu.

Inspirasi Perjuangan
Hari Ibu merupakan perayaan terhadap peran ibu dalam keluarga. Hal itu mencakup suami, anak serta lingkungan sosial. Di Indonesia, Hari Ibu diperingati pada 22 Desember.
Pada 1912, berdiri organisasi wanita. Kelompok tersebut diilhami kegigihan perlawanan tokoh semacam Cut Nya' Dhien, Cut Mutiah, Christina Tiahahu, Rangkoyo Rasuna Said, Dewi Sartika, Walanda Maramis, Nyai Achmad Dahlan maupun RA Kartini.
Pada 22-25 Desember 1928, diselenggarakan kongres pertama perempuan di Yogyakarta. Pertemuan dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa berikut Sumatera.
Di muktamar ketiga pada 1938, diputuskan 22 Desember sebagai Hari Ibu. Penetapan tanggal itu bertujuan menjaga spirit kebangkitan perempuan Indonesia secara terorganisasi. Alhasil, mereka dapat sejajar dengan pria. Presiden Soekarno lalu mengukuhkannya lewat Dekrit Presiden No 316 tahun 1959. 22 Desember lantas dirayakan sebagai Hari Ibu secara nasional.
Di Bandung pada 16 Desember 1952, Sri Mangunsarkoro mengusulkan pembangunan monumen konvensi pertama wanita Indonesia. Pada 20 Mei 1956, Balai Srikandi dibangun. Peletakan batu pertamanya oleh Maria Ulfah, menteri perempuan pertama di Indonesia.
Di belahan bumi lain, sekitar 75 negara di Eropa, Amerika Serikat dan Australia merayakan Mother's Day pada Ahad pekan kedua Mei. Di negeri-negeri Arab, Hari Ibu berlangsung di permulaan musim bunga pada 21 Maret.
Hari Ibu di Eropa diinspirasi tradisi pemujaan terhadap maha-ibu di era Yunani antik. Cybele, ibu dewa-dewi Yunani dipuja-puji pada musim bunga. Sementara penduduk negeri Romawi purba merayakan Matronalia pada 15 sampai 18 Maret. Perayaan tersebut mengagungkan Dewi Juno. Di hari itu, hadiah ditebar sebagai persembahan kepada ibu.
Makhluk tanpa Daya
Hari Ibu yang digelar sekali setahun sebetulnya tak setara dengan pengorbanan para ibu. Tidak pernah seorang anak sanggup membalas jasa-jasa ibunya. Perjuangan ibu dimulai tatkala rahimnya kedatangan sperma. Sejak itu, ibu mulai memperhatikan kesehatannya agar tetap prima. Ke mana-mana ia membawa embrio diperutnya. Ketika ke pasar atau memasak, ibu selalu membawa calon anaknya. Di ranjang pun ia dibawa. Arkian, tidur sang bunda terganggu. Berbaring dengan berganti-ganti posisi dilakukan supaya janin di perutnya tak terusik. Ibu bersusah-payah sekaligus rela terganggu. Ia tidak mengeluh demi buah hatinya.
Saat kandungannya sudah berusia sembilan bulan, kontan ibu mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan. Bayi tak langsung mandiri. Ia cuma seonggok makhluk tanpa daya. Ibu yang membuatnya berkembang sampai bisa berbicara serta berjalan.
Saban waktu ibu memberinya kasih sayang. Ia menyusukannya. Padahal. ASI tidak mungkin lancar mengalir jika pasokan makanan minim diserap ibu. Hatta, ibu terkadang bahu-membahu dengan suaminya mencari nafkah.
Nasib susah ditebak. Takdir tak kuasa ditolak. Tanpa diduga, anak yang dibesarkan tersebut ternyata bebal dan tidak tahu berbakti. Bukan hanya membantah, ia justru memasukkan ibunya ke panti jompo. Ia tak mampu merawat wanita mulia yang pernah mengurus serta mengasihinya selama bertahun-tahun. Padahal, si anak dulunya cuma seonggok makhluk tidak berdaya. Andai ibunya tak ada, mana mungkin ia dapat bertahan hidup.
Dulu, entah berapa kali ia mengeak-eak minta menetek sampai puting susu ibunya lecet. Ia kencing pula di sembarang tempat. Tahinya berceceran di mana-mana. Ibu yang membersihkannya tanpa pernah marah. Kalau kenyang, kontan si bayi tidur pulas. Ibu lantas berusaha tidak berisik agar sang bayi nyenyak dibuai mimpi.
Sejuta kasih ibu telah dikecap. Tak ada uang yang bisa menebus kebaikannya. Ia pahlawan sejati. Hingga, layak dihormati kendati ia sudah menjadi penghuni alam berbatu nisan.
Upin & Ipin mengajarkan kepada kita makna lain Hari Ibu. Figur ibu tidak semata diagungkan kala ia masih hidup. Setelah tiada pun sosoknya tetap mulia untuk diperingati. Tiap hari ketika pamit, kita mencium tangan ibu. Pasalnya, tangan itu yang bekerja untuk putra-putrinya.
Di Hari Ibu, sebagian bersimpuh mencium kaki sang ibu. Maklum, dengan kaki tersebut ia mondar-mandir mencari nafkah buat anak-anaknya. Bahkan, rasa malunya biasa hilang. Ia memendam dalam-dalam. Hatinya kalut dengan wajah memerah saat ia ke tetangga meminjam segantang beras untuk dimakan anaknya.
Perjuangan ibu sungguh tak terbatas. Walhasil, saat ajal memutus hidupnya, kita tetap wajib menghormati ibu. Ia mesti diberi hadiah berupa bacaan al-Fatihah supaya ibu masuk dalam golongan insan beriman.. “Betul, betul, betul! Kakak memang pintar”, seru Ipin membenarkan kakaknya yang cantik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kafilah

8

7

Wal-Mart.com USA, LLC
MagaZimple Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
nGikLan Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
OkeStore Theme
Wolpeper Theme
Hosting Unlimited Indonesia
Wal-Mart.com USA, LLC
Premium Wordpress Themes
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC
Lapax Theme
IndoStore Theme
Hosting Unlimited Indonesia
Bizniz Theme
Wal-Mart.com USA, LLC
Wal-Mart.com USA, LLC